TOUNA- Pemerintah Daerah Tojo Una-Una bersama Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan Penelitian Komunikasi Dan Informatika (BPSDMP kominfo) Manado, Kementerian komunikasi dan informatika Thematic academy (TA) gelar pelatihan skema aplikasi perkantoran kepada guru dan tenaga kependidikan, bertempat di Aula SMP 3 Ampana Kota, Rabu (18/9/2024).
Kegiatan tersebut dihadiri sekretaris dikpora Samudin Tanciga, SE,MAP mewakili kadisDikpora Mohamad Fadli, S. ST. PI., MAP, Kadis Kominfo Touna yang diwakili oleh pranata humas ahli muda Sofyan Rachman dan Kepala SMP N 3 Ampana kota Tojo Una-Una ibu Surianty, S.Pd, M.Si, Tim pengajar Thematic Academy serta peserta pelatihan.
Ratna Widayastuti, S.Kom dalam sambutannya mengucapkan apresiasi kepada Pemda Tojo Una-Una yang telah memfasilitasi kegiatan tersebut.
BPSDMP Kominfo Manado adalah unit pelaksana teknis dari badan pengembangan SDM kementerian kominfo, dengan tupoksi yaitu melaksanakan pengembangan sdm bidang teknologi informatika dan digital di wilayah kerja kami cukup luas, mencakup 4 provinsi, yaitu, Provinsi Sulawesi Utara, GorontaloSulawesi Tengah dan Maluku Utara.
“Salah satu dari 5 arahan bapak Presiden RI Joko Widodo pada rapat terbatas, mengenai perencanaan transformasi digital tanggal 3 agustus 2020, adalah “persiapkan SDM talenta digital,”ucap Ratna Widayastuti.
Ratna katakan, selaras dengan data bank dunia menyebutkan bahwa Indonesia tengah mengalami digital talent gap (kesenjangan talenta digital). dimana kebutuhan Indonesia, sembilan juta talenta digital dalam 15 tahun atau rata-rata 600.000 talenta digital per tahun.
“Untuk itu dalam rangka percepatan transformasi digital di indonesia, Indonesia perlu mempersiapkan talenta digital, sebagai wujud dukungan terhadap cita-cita indonesia emas 2045 sebagai negara dengan perekonomian peringkat 5- 7 terbesar di dunia, diperlukan penguatan daya saing nasional melalui penguasaan teknologi digital,”tuturnya.
Menurutnya, Kementerian kominfo sebagai leading sector dibidang tik mempunyai program pengembangan sdm unggulan yaitu digital talent scholarship atau disingkat DTS.
DST adalah program pelatihan pengembangan kompetensi yang telah diberikan kepada talenta digital indonesia sejak tahun 2018.
Program ini ditunjukan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing, produktivitas, profesionalisme sdm bidang teknologi informasi dan komunikasi bagi, Angkatan kerja Muda Indonesia, Masyarakat umum, dan Aparatur sipil negara di bidang komunikasi dan informatika sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa di era industri 4.0, serta mampu memenuhi kebutuhan tenaga terampil di bidang teknologi.
“Ada delapan “akademi” di DTS, antara lain, Fresh graduate academy (fga),Vocational school graduate academy (VSGA), Profesional academy (PROA),Digital enterpreneurship academy (dea),Government transformation academy (gta), Digital leadership academy (dla), dan Talent scouting academy (TSA)Thematic academy (TA),”jelasnya.
Dia mengungkapkan, di era globalisasi seperti sekarang ini guru di tuntut untuk dapat menggunakan tik dalam proses pembelajaran untuk menambah wawasan serta dapat membatu guru dalam menambah bahan ajar. Dengan penggunaan tik dalam proses belajar mengajar.
Seperti yang kita ketahui tik memiliki peranan yang besar dalam dunia pendidikan, contohnya yaitu dapat kita temui dalam berbagai aspek mulai dari Sistem pendidikan, Media pembelajaran, Fasilitas dan sumber informasi belajar serta Infrastrukur pembelajaran.
Hal-hal tersebut merupakan peran dan manfaat tik yang bisa kita lihat secara sekilas
“Dalam skala nasional, tik sangat berpengaruh terhadap kemerataan pendidikan di berbagai daerah di indonesia, berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan
Pada skala lebih luas lagi dengan pemanfaatan tik dalam dunia pendidikan secara benar dapat meningkatkan indeks kualitas pendidikan indonesia di mata dunia,”ungkapnya.
Lanjut Ratna, Kementerian pendidikan dan kebudayaan mengungkap bahwa 60 persen Guru di tanah air masih memiliki kemampuan terbatas dalam menguasai teknologi informasi dan komunikasi.
Saat ini hampir setiap siswa dapat mengakses fasilitas internet dengan mudah baik di lingkungan sekolah atau di luar sekolah.
Akan tetapi, jika kemampuan siswa dalam menguasai tik ini tidak dibarengi dengan tingginya kemampuan guru dalam menggunakan tik maka akan timbul kesenjangan pengetahuan antara guru dengan siswa.
Di sisi lain, teknologi digital juga berisiko mendisrupsi nilai-nilai kebudayaan masyarakat, sehingga diperlukan strategi untuk menanamkan etika digital dengan memperhatikan unsur kebudayaan nasional.
Menjembatani hal tersebut maka kami hadir memberikan pelatihan dasar untuk guru-guru dalam rangka menjawab tantangan-tantangan guru terkait dengan gagap teknolologi saat ini.
“Guru yang harus memiliki komptensi dalam hal penggunaan tik, guru di tuntut untuk dapat terampil dalam melakukan inovasi pembelajaran dalam mengunakan teknologi informasi dan komunikasi (tik) baik dalam perencanaan, pelaksanaan serta penilaian dalam pembelajaran,”ujarnya
Sumber : Diskominfo Touna